Metode Kerja Rigid Pavement (Perkerasan Beton) Jalan Tol

- November 22, 2020

Proses Pekerjaan Rigid Pavement harus mengunakan metode kerja dan gambar rencana kerja yang sudah di setuju, untuk pekerjaan perkerasan beton rigid pavement merupakan salah satu perkerasan yang banyak digunakan di jalan termasuk jalan tol, berikut ini adalah contoh metode kerja dalam pekerjaan rigid pavement ataupun pekerasan kaku, semoga bermanfaat.

A. Pekerjaan Lean Concrete

1. Pekerjaan Persiapan

Cek elevasi dasar LC kemudian memasang cetakan / bekisting samping untuk stop cor (tebal 10 cm), kemudian dilakukan pemasangan plastic sheet diatas agregat A sebelum dilakukan penuangan Lean Concrete. Bila diperlukan sambungan plastic sheet, maka harus dibuat overlaping sekurang kurangnya harus 300 mm.

2. Pekerjaan Pengecoran

Setelah cetakan samping untuk stop cor siap, truck mixer siap menuangkan Lean Concrete mutu kelas E, kemudian sambil diratakan hingga top elevasi LC. Toleransi LC terhadap elevasi rencana top LC adalah ±5 mm. Sambungan longitudinal harus berjarak sekurang kurangnya 20 cm dari sambungan longitudinal perkerasan beton yang dihampar diatasnya.

3. Pekerjaan Curing

Dilakukan pekerjaan perataan permukaan secara manual dengan alat bantu kerja. Kemudian seluruh permukaan disemprot air secara kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap selama masa perawatan.

B. Pekerjaan Rigid Pavement

Setelah dilakukan pekerjaan Lean Concrete, serta telah dilakukan Trial Mix beton untuk beton rigid maka dilakukan persiapan untuk marking area rigid dan cek elevasi untuk batas cor. Pekerjaan perkerasan rigid dengan menggunakan bahan beton Kelas B dengan ketebalan sesuai ketentuan gambar.

Pengecoran dilakukan dengan cara cor langsung ditempat (Cast In Situ) dengan alat Concrete Paver sepanjang arah jalan/lajur per segmennya dengan antar segmen dihubungkan dengan dowel arah melintang dan tie bar pada arah memanjangnya. Tahapam pekerjaan rigid pavement sebagai berikut :

1. Pekerjaan persiapan

  • Persiapan Peralatan Concrete Paver Concrete Paver di setting sesuai lebar segmen perkerasan.
  • Pemasangan String Line Setelah cek elevasi dasar top LC, kemudian dilakukan pemasangan string line untuk sensor concrete paver dan pemasangan sling baja dengan control pengukuran. Jarak string line 1 meter dari lebar segmen perkerasan.

2. Pemasangan Micron Plastic

Persiapan daerah penghamparan rigid pavement, dilakukan pemasangan micron plastic/plastik tipis tebal 125mm micron untuk memisahkan lantai kerja dan beton rigid. Plastik tersebut dipasang tepat di atas lean concrete (LC) yang berfungsi untuk mencegah kelekatan antara beton dengan LC dan proses shrinkage beton tidak terganggu lapisan dibawahnya. Bila diperlukan sambungan, maka harus dibuat overlapping sekurang-kurangnya harus 300 mm.

3. Pekerjaan Penulangan Dowel dan Tie Bar

a. Dilakukan fabrikasi tulangan dowel dan Tie Bar dilokasi dengan menggunakan bar bender dan bar cutter dengan resibon sesuai dengan ukuran dan spesifikasi yang disyaratkan dalam gambar.

b. Pemasangan Dowel Bar - Pemasangan dudukan dowel dari besi tulangan D12 mm dan perletakan dowel di atas dudukan dengan satu ujung terikat (dengan kawat bendrat), satu ujung bebas. Untuk menghindari terjadi geser saat pengecoran maka dudukan dowel dipasang angkur seperti gambar.

c. Pemasangan dowel pada dudukan, jarak antar dowel harus dipastikan sesuai pada gambar. - Pengecatan anti karat pada ujung bebas (move), sedangkan pada ujung fix tidak dicat.
Pemasangan Tie Bar Pemasangan tulangan tie bar dilakukan secara mekanis dengan Alat Concrete Paver pada saat penghamparan dan pemadatan beton. Sambungan Tie bar dipasang pada arah memanjang antar segmen dengan jarak antar tulangan 75 cm.

d. Pengecoran
  • Pasang bekisting baja untuk batas cor, cek kelurusan dan ketinggian. Luasan pengecoran harus meperhatikan kapasitas truck mixer. Material pengecoran harus melewati rangkaian trial mix dulu sebelum dilakukan pengecoran.
  • Pengecoran dilakukan dengan supply beton yang dilakukan secara berkesinambungan sebelum terjadi ikatan awal pada beton.
  • Jangka waktu sejak beton dibuat sampai dihampar max 45 menit (beton normal) atau maksimal 5 meter panjang ke depan dari mesin concrete paver, agar yang di hampar masih dibawah durasi ikatan awal / menghindari terjadinya dumping.
  • Beton yang digunakan yaitu beton mutu kelas P. tinggi jatuh adukan beton disarankan 0,9 m – 1,5 m.
  • Penghamparan, perataan serta pemadatan beton dilakukan dengan concrete paver. Kalibrasi alat harus dipastikan dan dilakukan control kecepatan penghamparan. Ketebalan perkerasan rigid (30 cm) dan elevasi top finish rencana harus sangat diperhatikan.
  • Stop cor beton rigid harus diperhatikan dengan benar supaya tidak bergeser ataupun lepas.
  • Slump beton yang disyaratkan maksimum 5 cm. 
e. Pelaksanaan Finishing Permukaan Rigid Pavement 
  • Perataan secara manual dilakukan dibelakang mesin concrete paver kemudian dilakukan grooving permukaan beton / texturing. Dilakukan secara manual dengan menggunakan grooving tool pada arah melintang dengan jarak 1.5 cm, kedalaman alur sampai 4 mm.
  • Curing beton awal dilakukan dengan curing compound pada permukaan beton. Kemudian curing kedua dilakukan dengan menggunakan geotekstil basah yang disiram selama 3 hari sekali selama 7 hari.
  • Cutting Rigid Pavement Dilakukan cutting pada beton 12 jam setelah cor, dan tidak melebihi 18 jam dari pemadatan akhir dengan kedalaman 75 mm per jarak 5 meter.
  • Joint Sealant Setelah permukaan rigid dipotong menggunakan concrete cutter, celah hasil cutting diisi dengan joint sealant yang merupakan thermoplastic, untuk mencegah masuknya kotoran dan terjadinya pumping. Lubang harus bersih dan kering. Pekerjaan joint sealant pada sambungan dilakukan pada saat perkerasan beton memenuhi masa curing berumur kurang dari 1 minggu. Pada saat pembakaran sealant dipastikan temperatur penuangan sealant berada pada suhu 160°C – 170°C. Berikut tahapan pekerjaan joint sealant.Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan joint sealant adalah sebagai berikut: Marking posisi dilatasi dan Pemotongan rigid pavement sedalam 75mm & pasang joint sealant
  • Joint Filler Pada sambungan segmen yang menggunakan sambungan tipe TJ-3A dan TJ-3B diperlukan pemasangan joint filler. Pastikan kerataan di akhir segmen yang akan menggunakan sambungan TJ-3A dan TJ-3B, kemudian pasang premoulded joint filler pada posisi sesuai gambar. Setelah joint filler terpasang dengan baik, pengecoran perkerasan dapat dilaksanakan.

Perhatian!!! Komentar berupa Link Aktif Tidak Akan Di Publikasikan , Komentar Berlaku Untuk Saran dan Kritik Sebagai Kemajuan Situs. Silahkan Hub. Admin Untuk Beriklan

 

Start typing and press Enter to search